Sabtu, Februari 27, 2010

pusat laba

Pusat laba (profit center) yaitu ketika kinerja finansial suatu pusat tanggung jawab diukur dalam ruang lingkup laba (yaitu selisih antara pendapatan dan beban). Laba merupakan ukuran kinerja yang berguna karena laba memungkinkan menajemen senior untuk dapat menggunakan satu indikator yang komprehensif, dibandingkan jika harus menggunakan beberapa indikator.

a. Pertimbangan Umum

Divisionalisasi yaitu ketika suatu organisasi diubah menjadi organisasi dimana setiap unit utama bertanggung jawab baik atas produksi maupun pemasaran. Perusahaan membuat unit-unit bisnis karena telah memutuskan untuk melimpahkan wewenang yang lebih luas ke manajer-manajer operasi. Tetapi, wewenang yang lengkap untuk menghasilkan laba tidak pernah dilimpahkan ke satu segmen tunggal dalam suatu bisnis.

1. Kondisi-kondisi dalam Mendelegasikan Tanggung Jawab Laba

Banyak keputusan manajemen melibatkan pertimbangan biaya/ pendapatan (expense/ revenue trade-off) yaitu meningkatkan beban dengan harapan bahwa hal itu akan menghasilkan peningkatan yang lebih besar dalam pendapatan penjualan.

Untuk mendelegasikan keputusan trade-off dengan aman ke tingkat manajer yang lebih rendah, ada dua kondisi yang harus dipenuhi.

a. Manajer harus memiliki akses ke informasi relevan yang dibutuhkan dalam membuat keputusan serupa.

b. Harus ada semacam cara untuk mengukur efektivitasnya suatu trade-off yang dibuat oleh manajer.

Langkah utama dalam membuat pusat laba adalah menentukan titik terendah dalam organisasi di mana kedua kondisi di atas terpenuhi.

2. Kelaziman Suatu Pusat Laba

Sejak Perang Dunia II banyak perusahaan besar di AS melakukan divisionalisasi dan desentralisasi atas tanggung jawab laba pada tingkat unit bisnis. Selain itu, 93 persen perusahaan di AS memiliki dua atau lebih pusat laba dan mempunyai ketergantungan yang besar pada konsep pusat laba.

b. Manfaat Pusat Laba

Pusat laba dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Kualitas keputusan dapat meningkat karena keputusan tersebut dibuat oleh para manajer yang paling dekat dengan titik keputusan.

2. Kecepatan dari pengambilan keputusan operasional dapt meningkat keran tidak perlu mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari kantor pusat.

3. Manajemen kantor pusat bebas dari pengambilan keputusan harian ehingga dapat berkonsentrasi pada hal-hal yang lebih luas.

4. Manajer karena hanya tunduk pada hanya sedikit batasan dari korporat, lebih bebas untuk menggunakan imajinasi dan inisiatifnya.

5. Pusat laba memberikan tempat pelatihan yang sempurna bagi manajemen umum untuk mendapatkan pengalaman dalam mengelola seluruh area fungsional, dan mendapatkan kesempatan untuk mengevaluasi potensi pekerjaan yang tingkatnya lebih tinggi.

6. Kesadaran laba (profit consciousness) dapat ditingkatkan karena manajer betanggung jawab untuk meningkatnkan labanya.

7. Pusat laba memberikan informasi yang siap pakai bagi manajemen puncak menganai profitabilitas dari komponen-komponen individual perusahaan.

8. Karena keluaran (output) yang dihasilkan telah siap pakai, pusat laba sangat responsif terhadap tekanan untuk meningkatkan kinerja kompetitifnya.

c. Kesulitan dalam Pusat Laba

1. Pengambilan keputusan yang terdesentralisasi akan memaksa manajemen puncak untuk lebih mangandalkan laporan pengendalian manajemen dan bukan wawasan pribadinya atas suatu operasi, sehingga mengakibatkan hilangnya pengendalian.

2. Jika manajemen kantor pusat lebih mampu dan memilii informasi yang lebih baik dari manajer pusat laba pada umumnya, kualitas keputusan yang diambil pada tingkat unit akan berkurang

3. Perselisihan dapat meningkat karena adanya argument-argumen mengenai harga transfer yang sesuai, pengalokasian biaya umum yang tepat, dan kredit untuk pendapatan yang sebelumnya dihasilkan secara bersama-sama oleh dua atau lebih unit bisnis.

4. Unit-unit organisasi yang pernah bekerja sama sebagai unit fungsional akan saling berkompetensi satu sama lain.

5. Divisionalisasi dapat mengakibatkan biaya tambahan karena adanya tambahan manajemen, pegawai, pembukuan yang dibutuhkan, dan mengakibatkan duplikasi tugas di setiap pusat laba.

6. Para manajer umum yang kompeten mungkin saja tidak ada dalm organisasi fungsional karena tidak adanya kesempatan yang cukup bagi untuk mengembangkan kompetensi manajemen umum.

7. Terlalu banyak tekanan atas profitabilitas jangka panjang dengan mengorbankan profitabilitas jangka panjang.

8. Tidak ada system yang memuaskan untuk memastikan bahwa optimalisasi laba dari masing-masing pusat laba akan mengoptimalkan perusahaan secara keseluruhan.

d. Unit Bisnis Sebagai Pusat Laba

Batasan atas Wewenang Unit Bisnis Manajer akan memiliki otonomi seperti presiden dari suatu perusahaan independen. Tetapi jika perusahaan dibagi menjadi unit-unit yang sepenuhnya independen, maka perusahaan akan kehilangan manfaat dari sinergi dan ukuran yang ada.

e. Batasan dari Unit Bisnis Lain

Salah satu masalah utama terjadi ketika suatu unit bisnis harus berurusan dengan unit bisnis lain. Sangatlah berguna untuk memikirkan pengelolaan suatu pusat laba dalam hal pengendalian atas tiga jenis keputusan, yaitu:

1. Keputusan produk (barang atau jasa apa saja yang harus dibuat dan dijual)

2. Keputusan pemasaran (bagaimana, berapa jumlah barang/ jasa yang dijual)

3. Keputusan perolehan/ sourcing (bagaimana mendapatkan atau memproduksi barang/ jasa).

Semakin besar tingkat integrasi dalam suatu perusahaan, semakin sulit melaksanakan tanggung jawab pusat laba tunggal untuk ketiga aktivitas tersebut dalam lini produk yang ada.

f. Batasan dari Manajemen Korporat

Batasan-batasan yang dikenakan oleh manajemen korporat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu:

1. Batasan yang timbul dari pertimbangan-pertimbangan strategis.

2. Batasan yang timbul karena adanya keseragaman yang diperlukan.

3. Batasan yang timbul dari nilai ekonomis sentralisasi.

Manajemen korporat juga mengenakan batasan lain. Setiap unit bisnis memiliki suatu “perjanjian” yang menyatakan aktivitas-aktivitas pemasaran dan/ atau produksi yang boleh dilaksanakan, dan unit bisnis tersebut harus menjaga untuk tidak beroperasi di luar perjanjian tersebut. Kantor korporat juga harus mengeluarkan biaya untuk penyeragaman dan untuk kebijakan personalia lainnya.

Umumnya, batasan korporat tidak menimbulkan permasalahan yang fatal. Masalah-masalah utama cenderung timbul dalam aktivitas jasa yang dilakukan oleh korporat.


SUMBER : http://titaviolet.wordpress.com/2009/09/26/pusat-laba/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar